Jakarta, KompasOtomotif – Hasil data yg dipaparkan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menunjukan pada 2014 total kerugian perusahaan mencapai 531 juta dollar Amerika Serikat (AS). Salah sesuatu faktor penyebab kerugian itu karena Pertamina banyak berhadapan dengan preman.
Dwi yg menjabat sejak 2014 menyampaikan berbagai usaha menekan kerugian sudah dilakukan. Buahnya, pada Januari - Mei kerugian Pertamina menurun sampai 38 juta dollar AS.
“Ini juga yg membuat ketika ini Pertamina banyak berhadapan dengan preman karena sesungguhnya kerugian yg terjadi dari mereka para preman-preman, baik yg tangki ‘kencing di jalan’ ataupun baru saja kemarin kita mendapatkan pencurian di kapal dan itu tertangkap,” ujar Dwi di Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Dwi lanjut mengungkap karyawan Pertamina, terutama yg bertugas di lapangan, banyak mendapat ancaman oknum. Dia menyebutkan contohnya, pemukulan di Bali, penyerangan fasilitas di Sumatera Barat. “Dan masih banyak lagi di tempat lain, orang-orang Pertamina di ‘bully’ preman,” kata Dwi.
“Saya rasa kita telah sepakat tak boleh mundur menghadapi itu semua. Mungkin memang ke depan kalian masuk (menggunakan) alat-alat yg mampu mengurangi tekanan untuk kawan-kawan yg di lapangan,” katanya.
“Dampaknya sekarang seperti ini, dapat diturunkan, tetapi kalian percaya masih banyak peluang-peluang. Kami selalu berupaya menekan,” papar Dwi.
Senior Vice President Fuel Marketing, and Distribution Pertamina, Muhammad Iskandar, menambahkan bukan cuma pekerja di lapangan yg berhadapan dengan preman tapi "orang dalam" Pertamina juga diserang.
"Mereka kan terstruktur dan sejak kalian bersih-bersih orang dalam yg jadi korban. Lagi keluar di serang" kata Iskandar.
Tindakan antisipasi Pertamina yg selama ini telah dikerjakan yakni bekerja sama dengan aparat, meminta jaminan keamanan bagi pekerja. Selain itu, Pertamina mengetatkan proses distribusi misalnya, memakai perangkat khusus bagi memangkas kenakalan dari karyawan sendiri.
Sumber: