10 Hal Keliru Seputar "Charge" Baterai Smartphone



KOMPAS.com - Baterai mungkin adalah salah sesuatu komponen yg paling tidak jarang ditanyakan dari sebuah ponsel. "Bagaimana cara mengisi yg benar?" atau "Haruskah aku mengisi baterainya sepanjang malam?" adalah beberapa contoh pertanyaan yg tidak jarang diajukan.

Sayangnya, keterangan soal baterai cenderung simpang siur dan tidak jarang saling bertentangan sehingga menimbulkan mitos keliru. Pengguna pun dapat dibuat bingung.

Apa saja mitos keliru yg tidak jarang diutarakan soal baterai ponsel? Berikut ini daftar sepuluh di antaranya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Republic, Sabtu (9/7/2015).

1. Baterai milik "ingatan"

Anda mungkin pernah mendengar saran agar secara rutin mengosongkan segala kapasitas baterai kemudian mengisinya penuh-penuh agar "ingat" dengan kapasitas aslinya. Ada pula anjuran buat tidak mengisi baterai sebelum kosong.

Mitos ini sebenarnya salah karena siklus pengisian seperti itu tidak mempengaruhi kinerja baterai. Sering-sering mengisi baterai sebelum benar-benar habis pun tidak mulai merusaknya. Efek ingatan alias "memory effect" memang pernah berlaku bagi baterai Ni-cad lama, tetapi baterai Lithium Ion modern tidak terdampak.

2. Baterai harus diisi dengan charger bawaan

Beberapa charger berkualitas buruk dapat berbahaya untuk ponsel. Namun bukan berarti Anda harus terus menggunakan charger bawaan ponsel bagi mengisi baterainya.

Charger USB manapun mampu dipakai buat mengisi baterai ponsel, tetapi kinerjanya mulai berbeda-beda. Charger yg bisa menyalurkan arus 2 ampere, misalnya, bakal mengisi baterai lebih cepat dibandingkan charger 1 ampere.

Ada juga dua kemampuan khusus seperti fast charging yg cuma dapat digunakan apabila ponsel diisi dengan charger bawaan.

3. Baterai ponsel mulai rusak apabila diisi semalaman

Menancapkan ponsel ke charger sebelum tidur adalah kebiasaan yg lazim dikerjakan banyak orang, mungkin juga termasuk kamu. Nah, apakah hal ini mampu mengakibatkan "overload" atau merusak baterai?

Jawabannya adalah tidak. Ponsel masa kini telah cukup "pintar" buat memutus arus listik secara otomatis saat baterai telah terisi penuh, walaupun ia masih tersambung ke charger.

4. Jangan pakai ponsel ketika di-charge

Menggunakan ponsel ketika sedang tersambung ke charger tak mulai berpengaruh buruk pada baterai. Entah digunakan atau tidak, baterai ponsel mulai terisi seperti yg seharusnya.

Lagipula, ponsel kerapkali mengaktifkan dirinya sendiri saat sedang di-charge, misalnya buat mengunduh update software lewat Wi-Fi ataui sinkronisasi data. Jadi, jangan takut buat menggunakan ponsel ketika sedang diisi baterainya.

5. Mematikan ponsel dapat merusak baterai

Baterai di ponsel tak mulai rusak apabila perangkat dimatikan. Memang, kapasitas baterai sedikit demi sedikit mulai berkurang saat perangkat dimatikan dan disimpan dalam waktu lama, tetapi hal ini normal terjadi dan tidak perlu dicemaskan.

Anda pun dapat mematikan dan melepas baterai (apabila memungkinkan) tanpa perlu khawatir. Tak ada salahnya pula mematikan ponsel dua ketika bagi "mengistirahatkan" perangkat. Proses reboot yg dikerjakan setelahnya bahkan mampu menyelesaikan dua persoalan terkait fungsi baterai.

6. Baterai ponsel harus diisi penuh sebelum digunakan

Banyak orang mengisi baterai ponsel hingga mencapai 100 persen sebelum akan menggunakannya. Ini keliru karena tidak ada keuntungan apapun yg mampu diperoleh dari hal tersebut.

Bahkan, baterai ponsel sebenarnya bekerja optimal saat kapasitasnya berada di angka 40 persen hingga 80 persen.  Baterai kebanyakan ponsel juga diisi setengah penuh dari pabrik sehingga kamu dapat segera menggunakannya begitu dikeluarkan dari kemasan.

7. Menaruh baterai di freezer/menjemur mampu memperpanjang umurnya

Mitos yg sesuatu ini berasal dari masa dahulu dan sama sekali tak benar, apalagi untuk baterai Lithium-Ion modern yg justru mampu mengalami kerusakan akibat panas atau dingin berlebih.

8. Berselancar di internet adalah kegiatan paling menguras baterai

Kegiatan yg paling menyita kinerja adalah bermain game 3D yg rakus sumberdaya. Karena itu, bermain game juga yaitu kegiatan yg paling menguras baterai.

Berselancar di internet pun mampu cukup berdampak pada kapasitas baterai, tergantung macam konten yg diakses. Online gaming dan video YouTube, misalnya, mulai lebih cepat mengurangi daya tahan baterai ketimbang browsing konten berbasis teks.

9. Mematikan Wi-Fi, Bluetooth, dan GPS mulai memperpanjang umur baterai

Ketiga fungsi ini cuma mulai menggunakan listrik saat dijalankan, misalnya GPS yg mulai aktif saat pengguna menjalankan aplikasi pemetaan. Menyalakan Bluetooh, GPS, dan Wi-Fi pun tidak mulai terlalu berpengaruh pada kapasitas baterai secara keseluruhan.

Masih ingin menghemat baterai? Anda dapat mengurangi tingkat kecerahan layar karena komponen ini adalah yg paling menguras daya baterai pada ponsel.

10. Task manager menolong baterai bertahan lebih lama

Aplikasi task manager pihak ketiga sebenarnya tidak menolong memperpanjang masa hidup baterai lebih lama dibanding task manager bawaan, meski menawarkan kemampuan bagi memasukkan proses tertentu ke dalam whitelist atau blacklist.

Task manager dapat berguna bagi mengendalikan aplikasi yg berjalan, tetapi jangan berasumsi bahwa ia mulai turut memperpanjang umur baterai.

Nah, usai mencermati 10 mitos soal baterai di atas, kamu mampu menengok tips agar baterai ponsel tidak cepat rusak dan cara mengisi baterai smartphone yg benar.


Sumber:
http://tekno.kompas.com/read/2016/07/09/19250017/10.Hal.Keliru.Seputar.Charge.Baterai.Smartphone